Akhir Hidup Seorang Pencinta Game Online Mobile Legend
“Seseorang sering meninggal bersama amal (perbuatan) yang dicintainya”
Qodarulloh. Dua hari setelah saya ruqyah, anak muda ini ternyata sudah sampai ajalnya.
Awalnya saya diminta meruqyahnya karena dia sakit selama 4 hari dan sering berkata melihat bayangan naga, kepala babi, gua, perbatasan, dan hal2 aneh lainnya. Dia juga selalu meminta HP-nya.
Saat tiba, saya jumpai pemuda tersebut sudah tidak bisa bangun, badan kurus, tangan kaki kaku. Padahal kata keluarganya, sepekan yang lalu masih normal.
Maka saya ruqyah sekitar 30 menit. Tidak ada sedikit pun gejala gangguan jin.
Lalu saya tanya apa saja aktivitas harian si pemuda. Ada beberapa hal yang mereka ceritakan. Lalu terungkaplah bahwa dia selalu menghabiskan waktu malam sampai pagi di warkop untuk bermain game online (via laptop). Bahkan kadang sampai lupa makan.
Dia roboh di warkop saat lagi seru-serunya bermain game lalu hampir menang tapi tiba-tiba kalah.
Maka saya menduga, sakitnya bukan karena gangguan jin tapi karena kerusakan saraf akibat bermain game.
Beberapa saat setelah itu, 2 orang keluarganya datang. Saya mengulang diagnosa tadi. Dan keluarganya membenarkan bahwa si pemuda sempat dibawa ke RS dan dokter menyatakan hal yang sama.
Semua akhirnya jelas.
Saya sarankan untuk sabar merawat si pemuda.
Esok hari, keluarganya menghubungi saya dan menyampaikan bahwa si pemuda sakit perut. Saya sarankan untuk segera bawa ke Rumah Sakit.
Qodarulloh, sehari setelah berada di RS, ternyata jatah usianya sudah berakhir. Malaikat maut datang menjemput nyawanya.
Keluarganya menceritakan bahwa si pemuda termasuk anak yang pandai mengaji, ibadah, patuh, baik, dan disukai oleh temannya. Semoga kebaikannya itu dibalas pahala berlipat oleh Allah subhanahu wata’ala. InsyaaAllah.
Penutupan akhir hidupnya . Dia kecanduan game online Mobil Legend.
Untuk kita yang masih hidup, maka jangan pernah merasa aman dari kematian. Perhatikanlah apa-apa yang sering kita kerjakan. Akhir hidup kita penentu keselamatan atau kedurhakaan.
Di kutip dari Akun Ustad Perdana Akhmad