Begini Hasil Penelusuran Media Terkait Pemerkosaan IRT dan Bayi Meninggal di Rohul

Rokanhulu-Tokoh masyarakat Desa Persiapan Bandar Selamat, Isroni yang didampingi RT Sudiono bantah issu adanya indikasi yang disertai laporan pemerkosaan terhadap seorang ibu rumah tangga (IRT) inisial J yang sempat viraal di berbagai media sosial dan elektronik, Sabtu 11 Desember 2021.

Hal ini disampaikan dua tokoh masyarakat tersebut saat diwancarai media ini di sela-sela berlangsungnya autopsi.

Bahkan kedua tokoh masyarakat yang selama ini peduli dengan keluhan masyarakat membantah issu tersebut.

“Saya menyatakan 1.000 persen tidak yakin IRT inisial J diperkosa, lantaran tempat tinggal keluarga S dan istrinya J berada di tengah kampung yang padat. Tentu jika ada oknum yang ingin melakukan pemerkosaan sudah barang tentu masyarakat sekeliling tahu,” katanya.

Lanjut tokoh masyarakat ini menjelaskan, kalaupun ada unsur ancaman, besok kan bisa mengadukannya ke saya atau pak RT dan suami. Ini kok diam saja, bahkan jika saya teliti beberapa pemberitaan, kejadian pemerkosaan itu sudah terjadi berulang-ulang dan dilakukan di berbagai tempat. Itukan mustahil menurut akal sehat kita,” ucap Isroni.

Di tempat terpisah, salah satu tetangga S dan J juga terkait anak korban pemerkosaan meninggal berinisial SR, WH, HS, BP, menceritakan, pada tanggal 23 Oktober 2021 terjadi pertengkaran besar antara  S dan J .

Namun karena takut dimarahi  S, dan J tetangga ini pergi.  Dalam pertengkaran tersebut inisial BP sempat melihat S , menyiram istrinya (J) dengan air es satu teko hingga si anak juga ikut terkena siraman air es tersebut.

Besar dugaan anak S dan J meninggal akibat siraman air es kepada ibu anak, hingga menggenai tubuh anak korban apa lagi usainya baru 3 bulan.

Selanjutnya yang membawa anaknya berobat bukan kedua orang tuanya, tapi  keluarganya. Hal ini tentu ada kejanggalan terkait kematian bayi yang baru berusia 3 bulan.

Hal ini bertolak belakang dengan laporan korban IRT korban pemerkosaan, akan dari kekerasan pelaku pemerkosa dan termasuk pengaruh narkotika yang dipaksa oleh pelaku pemerkosa kepada korban pemerkosaan.

Tim media lanjut ke rumah bidan SW, alias T yang katanya tempat dimana bayi itu dibawa berobat. Tim mendapat kejanggalan karena pada wawancara kami ternyata pada tanggal 24 Oktober 2021 itu bukan dibawa berobat melainkan memastikan sang bayi tersebut masih hidup atau tidak.

“Setelah saya periksa bayi yang dibawa sudah tidak bernyawa dan sudah meninggal sebelum sampai ke rumah saya. Perlu digaris bawahi dan yang membawa anak itu kemari bukan berobat,” sebutnya.

Terahir tim lanjut ke sebuah penginapan milik Sur yang katanya pada pemberitaan sebelumnya tempat terjadinya pemerkosaan tim bertemu dengan D, dan D mengaku sudah tinggal di kamar 02 itu sejak tanggal 24 Agustus 2021. “Jadi tidak mungkin kamar aku ini ku berikan untuk tempat orang memperkosa,” pungkasnya.(bgy/tim)

 

berita ini telah tayang di bagynews.com/




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *