Mutiara Hitam Dari Ujung Negeri, Kelmi Amri Berjuang Ke Kursi Bupati (Edisi 1)

Rokanhulu- Langit Kuala Mahato, kampung di ujung negeri siang itu kelabu. Awan hitam berarak kesana kemari dihembus angin.

Diperkirakan sebentar lagi air hujan yang tërtahan akan segera mengguyur bumi

Angin kencang menerbangkan dedaunan dari pohon di sisi jalan kampung yang bërdebu

Beberapa anak berseragam merah putih terlihat tergesa gesa bërlari kecil sepulang sekolah untuk segëra sampai ke rumah

Namun, di belakang anak anak itu, terlihat seorang anak berkulit agak hitam dan sedikit kurus bërjalan gontai menyandang tas sekolah serta menggendong termos

“Kel.. Ikel copek na, ai nak hujan lobek tu,” teriak salah seorang anak berlari duluan

Namun, yang dipanggil tetap berjalan gontai, seakan tak peduli. Dia tetap cuek, capek menggendong termos, Dia pun menjinjingnya

Di raut wajah anak 10 tahun masih duduk kelas 4 SD itu, muram bagai langit yang diselimuti awan pekat saat

Pasalnya, jika hujan turun, nanti sore Dia tidak bisa berjualan es di lapangan bola kaki. Gagal rencana nya mengumpulkan uang.

Itulah sekilas potret keseharian, anak yang kelak menjadi kebanggaan keluarga dan orang sekampungnya, Kelmi Amri SH, Ketua DPRD Rohul dañ Anggota DPRD Riau, yang kini berjuang ke kursi Bupati Rokan Hulu

Dari kecil Kelmi sudah berkelahi dengan waktu. Dia sudah mengerti kesusahan dan kemiskinan yang dialami keluarganya.

Dia ambil tanggung jawab untuk tidak menyusahkan ayah dan ibunya dengan berjualan es ke sekolah, saat belajar termos diletakkan diluar pintu kelas

Saat jam istrahat main, Dia pun menjajakan es itu kepada teman temannya dan tak jarang pada gurunya

Sepulang sekolah Dia masih keliling kampung Kuala Mahato berjualan es, kadang kadang juga jual semangka yang sudah di iris iris.

Rosita, sepupu Kelmi yang saat itu kelas 2 SD juga ikut berjualan es, sering berjalan mengikuti Kelmi keliling kampang Kualo Mahato.

“Ojee padek na susahnyo iduik kami waktu kocik dolu pak,cumo aku salut samo bg Kelmi indo dai gengsinyo do, ndok lai kotu main do pak,” kata Rosita Sita yang kini berprofesi sebagai bidan itu

Terlahir sebagai anak ke 4 dari 8 bersäudara, 5 perempuan dan 3 laki laki, anak pasangan pak Amri dan Ibu Sariah.

Ayahnya hanya berprofesi sebagai tukang bangunan, sedangkan ibu nya bërladang

Kesusähan dan kepahitan hidup sudah dirasäkannya dari kecil, sebagai anak laki laki tertua sejak kelas 4 SD Dia mencoba berbuat untuk keluarganya, menjual es kala itu adalah yang bisa dilakukannya.

Es yang dijual kebetulan dibuat oleh saudara kandung ibunya, bu Rohani. Untung jualan es bebërapa ribu diserahkan Kelmi kepada ibunya.(Rpt- Bersämbung Edisi “Demi Lanjutkan SMP, Kelmi Jalan Kaki 18 Km Selama 2 Jam)
Mahato Berkelas Bangun Purba Berkelas TIM KOALISI BERKELAS KEC. KABUN Kelmi Berkelas Tkp Berkelas Kami Berkelas Asparaini Berkelas Rohul Relawan Udara Berkelas Tambusai Utara. Beranda Politik Rpt Centre
Keterangan Foto 1. Rumah Kelahiran Kelmi
2. Bersäma Ibunda dan Istri tërcinta Defiarti SH, saat acara deklaräsi pencalonan Bupati

Sumber: Rijal putra tamrin

 




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *