PASIRPENGARAIAN (di kutib pekanbarupos.co) — Tinggal di desa memang nyaman, damai, dan jauh dari hiruk pikuk kehidupan di kota. Kalau sekadar demam, batu-batuk, diare, gatal-gatal, pilek, dan lainnya masih mujarablah jika berobat ke Puskesmas setempat.
Tapi kalau penyakit lebih berat, penyakit jantung kumat, liver, gangguan ginjal, dan lainnya, nah ini yang membuat runyam. Keluarga seketika ‘siaga satu’ untuk secepatnya memboyong pasien ke rumah sakit di kota yang lebih lengkap peralatannya dan ada dokter spesialis sesuai yang dibutuhkan.
Beratnya beban ini bukan hanya dirasakan oleh keluarga yang mampu, tapi juga bagi pasien yang harus menahan sakit sepanjang perjalanan.
Bupati Rokan Hulu H Sukiman bukannya tidak tahu pahit dan getirnya masalah penanganan kesehatan yang masih memperihatinkan tersebut.
Gagasan untuk mencari solusi untuk memecahkan masalah itu seakan silih berganti dalam pikiran Pakde Sukiman. Misalnya Program Jemput Bola Pasien yang mengidap penyakit menular. Sebab jika pasien tidak cepat ditangani, penyakit berbahaya seperti TB, ini bisa menular pada orang lain.
Bakteri TB ditularkan melalui droplet yang terinfeksi di udara. Begitu tetesan ini memasuki udara, siapa pun di dekatnya dapat menghirupnya. Seseorang dengan TB dapat menularkan bakteri melalui bersin, batuk, berbicara, dan nyanyian.
Tapi gagasan tersebut tak serta merta bisa dilakukan. Saat H Sukiman mengawali jabatannya, tenaga medis masih belum terpenuhi sampai ke pelosok perdesaan sesuai ketentuan Menkes No. 75 tahun 2014 minimal tenaga medis yang ada di FKTP atau puskesmas adalah dokter, ada dokter gigi, . perawat; bidan, tenaga kesehatan masyarakat, dan lainnya.
Begitu juga dengan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana kesesehatan perlu peningkatan. Agar keadaan membaik, Ia lebih dulu mengurai benang kusut ini secara bertahap.
Sejumlah gedung Pusat Kesehatan Masyarakat dipoles untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Diantaranya relokasi puskesmas rambah senilai Rp4.84 miliar, renovasi Puskesmas Bangun Purba, dan renovasi Puskesmas Rokan IV Koto II, tahun 2021 lalu.
Tenaga medis seperti dokter, perawat, dan lainnya disebar ke puskesmas untuk mencukupi kebutuhan. Gencarnya Pakde Sukiman meningkatkan kesehatan Masyarakat Rohul tidaklah sia-sia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menganugerahi penghargaan kepada Bupati H Sukiman sebagai Kabupaten Bebas Frambusia yang dapat menular melalui kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi. Pengharagaan it diberikan dalam acara peringatan Hari NTDs di Jakarta beberapa bula lalu.
Adanya penghargaan ini membuktikan H Sukiman sebagai pekerja keras, dalam upaya pencegahan penyakit tropis terabaikan (NTDs).
Gencarnya sosialisasi melalui Dinas Kesehatan Rohul dan Puskesmas, khususnya dilingkungan sekolah, membuat Rohul bebas dari Frambusia.
Peluang Dokter Spesialis Bertugas di Puskesmas H Sukiman sebenarnya memiliki jurus untuk melayani warga cukup berobat di masing-masing Puskesmas untuk pasien yang mengidap penyakit berat, tapi biayanya mahal.
Setiap Puskesmas harus lebih dulu melengkapi fasilitas medis masing-masing dokter spesialis yang akan ditempatkan. Ini biayanya besar sekali dan belum termasuk insentif masing-masing dokter spesialis.
Belum lagi terbentur dengan ketentuan dari Menkes No. 75 tahun 2014 minimal tenaga medis yang ada di FKTP atau puskesmas adalah dokter, ada dokter gigi, perawat; bidan, tenaga kesehatan masyarakat, dan lainnya. Tidak termasuk dokter spesialis.
Tapi untuk kepentingan masyarakat, khususnya di, terobosan harus dilakukan. Dan ini yang akan dilakukan oleh H Sukiman jika terpilih menjadi Gubernur Riau pada Pilkada 2024.(sal)